Monday, February 24, 2014

Tanda-tanda hari kiamat dan kesudahan manusia didalamnya (Tafsir Surah Al-Infithaar)


“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kubran-kuburan dibongkat, (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya). Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuh mu. Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. Dan sesungguuhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu. Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (yaitu) pada hari (ketika( seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala  urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.” (al-Infithaar: 1-19)

Ini adalah sifat-sifat hari kiamat, Allah mengingatkan kita tentangnya, dan tentang apa yang dipersembahkan oleh manusia pada hari itu berupa kebaikan dan keburukan, serta balasan yang diterimanya. Apabila langit terpecah dan terbelah, dan bintang-bintang berjatuhan lalu berhamburan tak tentu arah. Apabila sisi-sisi laut dipecahkan sehingga semuanya menjadi satu lautan, kemudian dinyalakan api pada lautan itu. Ini adalah tanda-tanda hari kiamat. Jawaban kalimat syarat ialah:

Apabila perkara-perkara tersebut telah terjadi, dan kitab-kitab catatan amal diserahkan, setiap jiwa akan mengetahui amal kebaikan dan keburukan yang telah dikerjakannya, juga perbuatan-perbuatan yang dia tangguhkan karena malas dan lalai.

Wahai manusia yang mengetahui kesudahan alam semesta, apa yang memperdayamu dan menjadikanmu begitu lancang untuk mendurhakai Tuhanmu, Tuhan yang telah menciptakanmu dengan anggota tubuh yang sempurna, dengan postur tubuh yang indah, yang telah  menjadikan struktur tubuhmu seimbang dan serasi, tidak ada ketidakharmonisan pada anggota tubuhmu, kemudian membekalimu dengan indera, seperti pendengaran dan penglihatan, dan di dalam dirimu terdapat akal, pengetahuan dan pemahaman.

Allah telah menyusunmu dalam bentuk apapun yang Dia kehendaki, yaitu bentuk yang paling menakjubkan dan paling indah, sedangkan kamu tidak memilih bentuk dirimu sendiri. Kemudian Allah membantah seluruh perkataan mereka dan menggentarkan mereka dengan firman-Nya, “Sekali-kali jangan begitu!” Lalu Allah menetapkan tindakan mereka yang mendustakan hari pembalasan. Seruan ini bersifat umum, melainkan maknanya khusus bagi orang-orang kafir.

Kemudian Allah menambahkan peringatan untuk tidak membangkang dan bersikap lalai: Bahwasanya seluruh amal perbuatan disimpan oleh para malaikat untuk segenap umat manusia. Sesungguhnya bagi kalian ada malaikat-malaikat pencatat yang mulia, maka janganlah kalian menhadapi mereka dengan perbuatan buruk, sebab mereka mencatat semua amal perbuatan kalian, dan mereka mengetahui segala tingkah laku kalian. “(malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu).” Mereka adalah para malaikat yang menulis amal perbuatan anak cucu Adam. Allah menyifati mereka dengan kemuliaan, yang menafikan kehinaan. “mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Karena mereka menyaksikan kondisi anak cucu Adam.

Umat manusia pada hari kiamat terbagi menjadi dua golongan:

Sesungguhnya orang-orang yang berbakti, yaitu yang taat kepada Allah SWT dan tidak menghadapNya dengan kemaksiatan, mereka mengarah kepada surga. Sedangkan orang-orang yang durhaka, yaitu orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasulnya, yang menghadap Rabb mereka dengan kemaksiatan, mereka mengarah ke neraka yang membakar.

 “Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu.” Yakni, mereka tidak akan meninggalan neraka jahim dan tidak keluar dari adzab mesi hanya sejenak. Mereka juga tidak mendapatkan keringanan dari adzabnya, bahkan mereka berada di dalam adzab itu untuk selama-lamanya, mereka senantiasa menetapinya.

Kemudian Allah menyifati hari kiamat dengan penyifatan yang mengispirasikan puncak kengerian, disertai penegasan dua kali, yakni di dalam firman-Nya, “Dan taukah kamu..” Yakni, Apa yang kamu tahu tentang hari penghitungan dan hari pembalasan? Kalimat ini diulangi untuk mengisyaratkan keagungan perkara hari kiamat, yang mendorong orang untuk merenungkan dan mencernanya.

Kemudia Allah SWT mengumumkan ketetapan-Nya yang tegas tentang keadaan manusia pada hari kiamat. Allah berfirman, (Yaitu) “pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya..” Yakni, hari di mana tidak ada seorangpun siapapun dia yang mampu memberi manfaat kepada orang lain atau menyelamatkannya dari kondisi yang dialaminya, kecuali Allah memberi izin kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia ridhai (untuk melakukannya).

Itulah tanda-tanda hari Kiamat dan kesudahan manusia didalamnya, Tafsir Surah al-Infithaar ayat 1-19. Baca juga seputar tafsir Qur’an lainnya di blog Tafsir Qur’an. Atau beli buku Tafsir Al-Wasith di toko buku, toko buku Islam, toko buku agama Islam di Bogor, Sumedang, Bandung, Tasikmalaya, Jakarta, Sukabumi, dan kota-kota lainnya. Atau beli secara online.


Judul Buku: Tafsir Al-Qur'an al-Wasith
Penulis: Dr. Wahbah az-Zuhaili
Penerbit: Gema Insani
Tahun: 2012

No comments:

Post a Comment