Monday, February 24, 2014

Tafsir surah asy-Syuuraa: 44-46: Buruknya kondisi kaum kafir di akhirat


“Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat adzab berkata, ‘Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?’ Kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan lirikan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam adzab yang kekal. Mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapatkan petunjuk).” (asy-Syuuraa: 44-46)

Ini adalah penjelasan kondsi kaum kafir yang lebih memilih kekafiran daripada keimanan dan condong kepada kekafiran tersebut. Karenanya, Allah membiarkan mereka sesat, meninggalkan mereka linglung di dalam gelapnya kesesatan tersebut, karena tidak adanya kesiapan mereka untuk beriman. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, tidak ada siapapun yang bertanggung jawab memberinya petunjuk dan menolong atau menyelamatkannya menuju jalan hidayah dan petunjuk. Firman Allah, “Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah.” Merupakan penjelasan bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang terjadi di alam semesta ini, meliputi hidayah, kesesatan, dan lain sebagainya, kecuali atas keinginan dan kehendak Allah SWT, hingga Allah tidak disifati dengan kelemahan.

Di dalam pembahasan ini tidak ada indikasi pemaksaan atas kesesatan, melainkan penjelasan bahwa Allah mengetahui bahwa prang tersebut lebih memilih kesesatan, lalu Allah menambah kesesatannya. Kondisi orang-orang sesat lalu berbuat zalim tersebut di akhirat sangat rumit dan sulit. Ada enam kondisi paling utama:
·      Anda melihat, penglihatan di sini adalah penglihatan dengan mata kepala. Artinya, wahai manusia kamu akan melihat orang-orang musyrik yang durhaka kepada Allah, yang mendustakan hari kebangkitan, ketika melihat neraka dan menyaksikan siksa di dalamnya, mereka berangan-angan untuk kembali ke dunia, lewat jalan manapun. Kalimat yang mengungkapkan upaya mereka mencari jalan keselamatan ini: ia menunjukkan betapa buruknya kondisi yang mereka saksikan. ‘Jalan keluar’ aitu jalan untuk kembali ke dunia, dengan tujuan mengerjalan amal saleh dan keimanan.
·      Kamu juga melihat mereka dihadapkan kepada neraka dalam keadaan ketakutan dan terhina, mencuri-curi pandang ke arah meraka karena besarnya rasa takut.
·      Ahli iman berkata pada hari kiamat ketika melihat kaum kafir dalam kondisi demikian. Sesungguhnya orang-orang yang tertimpa kerugian besar ialah mereka yang merugikan diri sendiri dan keluarga mereka. Mereka masuk ke dalam neraka dan hidup kekal di dalamnya. Mereka merugikan diri sendiri karena memosisikan diri menndapatkan adzab di neraka, dan merugikan keluarga karena menjadi sebab ditimpakannya adzab pada keluarga tersebut.
·      Ketahuilah bahwa orang-rang kafir berada di dalam adzab abadi tanpa ada kesudahan, mereka tidak keluar darinya. Kalimat ini entah diucapkan oleh kaum mukminin yang disampaikan oleh Allah SWT, atau sambungan dari firman Allah SWT, sebagai pemberitahuan kepada Muhammad saw. tentang tempat kembali orang-orang sesat dan mendustakan.
·      Orang-orang yang zalim tidak mempunyai penolong atau pelidung selain Allah, untuk menyelamatkan mereka dari adzab yang mengelilingi mereka.

Kemudian Allah menegaskan keputusasaan akan keselamatan mereka, yakni di dalam fimran Allah, “Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapatkan petunjuk).” Makna: Kaum kafir tidak mempunyai penolong dan pelindung selain Allah untuk menyelamatkan mereka dari adzab. Ini merupakan celaan kepada patung dan berhala yang diperlihatkan loyalitasnya oleh kaum kafir, dan mereka meyakininya sebagai agama.

Ini adalah deskripsi terperinci tentang buruknya kondisi orang-orang zalim lagi kafir yang lebih memilih kesyirikan dan paganisme: galau, bingung, merugi, menyesal, mencari-cari jalan keselamatan dengan mengajukan ide untuk kembali ke dunia, dikuasai oleh ketakutan dan kengerian hebat, ditimpa oleh kehinaan, kerendahan dan kenistaan, mencari-cari penolong dan penyelamat untuk membebaskan mereka dari adzab Allah, namun tidak ada siapapun yang menolong mereka. Sebab, patung-patung yang disembah atau tuhan-tuhan buatan itu tidak mempunyai pertolongan apapun atau kesempatan untuk memberi manfaat kepada yang lain, karena semua urusan ada di tangan Allah.

Semua usaha penyelamatan sia-sia elaka, sebab alam akhirat adalah alam penghitungan amal, penetapan keputusan dan pelaksanaan hukum-hukum. Tidak ada permohonan maaf, kesedihan dan penyesalan yang diterima dari siapa pun, kesempatan untuk semua itu adalah di dunia, yang merupakan ngeri beban kewajiban dan ujian. Sedangkan akhirat merupakan negeri keputusan final, tempat dtetapkannya hukum-hukum Ilahi, berikut pelaksanaannya tanpa ada penentangan atau harapan untuk mencabut hukum atau mengubah keputusan.

Begitulah buruknya kondisi kaum kafir di akhirat nanti. Tafsir Qur’an surah asy-Syuuraa ini dikutip dari buku tafsir Qur’an al wasith, buku tafsir yang memudahkan anda memahami Al-Qur’an. Buku tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an. Baca selengkapnya tentang buku ini di blog buku tafsir, atau beli bukunya di toko buku Islam Online.

No comments:

Post a Comment