“Barangsiapa dibiarkan
sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan
melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat adzab berkata, ‘Adakah kiranya
jalan untuk kembali (ke dunia)?’ Kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka
dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan lirikan
yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang
rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada
hari kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam adzab
yang kekal. Mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka
selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan
keluar baginya (untuk mendapatkan petunjuk).” (asy-Syuuraa: 44-46)
Ini adalah penjelasan kondsi kaum kafir yang lebih memilih
kekafiran daripada keimanan dan condong kepada kekafiran tersebut. Karenanya,
Allah membiarkan mereka sesat, meninggalkan mereka linglung di dalam gelapnya
kesesatan tersebut, karena tidak adanya kesiapan mereka untuk beriman.
Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, tidak ada siapapun yang bertanggung
jawab memberinya petunjuk dan menolong atau menyelamatkannya menuju jalan
hidayah dan petunjuk. Firman Allah, “Barangsiapa
dibiarkan sesat oleh Allah.” Merupakan penjelasan bahwa tidak ada sesuatu
apa pun yang terjadi di alam semesta ini, meliputi hidayah, kesesatan, dan lain
sebagainya, kecuali atas keinginan dan kehendak Allah SWT, hingga Allah tidak
disifati dengan kelemahan.
Di dalam pembahasan ini tidak ada indikasi pemaksaan atas
kesesatan, melainkan penjelasan bahwa Allah mengetahui bahwa prang tersebut
lebih memilih kesesatan, lalu Allah menambah kesesatannya. Kondisi orang-orang
sesat lalu berbuat zalim tersebut di akhirat sangat rumit dan sulit. Ada enam
kondisi paling utama:
·
Anda melihat, penglihatan di sini adalah
penglihatan dengan mata kepala. Artinya, wahai manusia kamu akan melihat
orang-orang musyrik yang durhaka kepada Allah, yang mendustakan hari
kebangkitan, ketika melihat neraka dan menyaksikan siksa di dalamnya, mereka
berangan-angan untuk kembali ke dunia, lewat jalan manapun. Kalimat yang
mengungkapkan upaya mereka mencari jalan keselamatan ini: ia menunjukkan betapa
buruknya kondisi yang mereka saksikan. ‘Jalan keluar’ aitu jalan untuk kembali
ke dunia, dengan tujuan mengerjalan amal saleh dan keimanan.
·
Kamu juga melihat mereka dihadapkan kepada
neraka dalam keadaan ketakutan dan terhina, mencuri-curi pandang ke arah meraka
karena besarnya rasa takut.
·
Ahli iman berkata pada hari kiamat ketika
melihat kaum kafir dalam kondisi demikian. Sesungguhnya orang-orang yang
tertimpa kerugian besar ialah mereka yang merugikan diri sendiri dan keluarga
mereka. Mereka masuk ke dalam neraka dan hidup kekal di dalamnya. Mereka merugikan
diri sendiri karena memosisikan diri menndapatkan adzab di neraka, dan
merugikan keluarga karena menjadi sebab ditimpakannya adzab pada keluarga
tersebut.
·
Ketahuilah bahwa orang-rang kafir berada di
dalam adzab abadi tanpa ada kesudahan, mereka tidak keluar darinya. Kalimat ini
entah diucapkan oleh kaum mukminin yang disampaikan oleh Allah SWT, atau
sambungan dari firman Allah SWT, sebagai pemberitahuan kepada Muhammad saw.
tentang tempat kembali orang-orang sesat dan mendustakan.
·
Orang-orang yang zalim tidak mempunyai penolong
atau pelidung selain Allah, untuk menyelamatkan mereka dari adzab yang
mengelilingi mereka.
Kemudian Allah menegaskan keputusasaan akan keselamatan
mereka, yakni di dalam fimran Allah, “Barangsiapa
dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk
mendapatkan petunjuk).” Makna: Kaum kafir tidak mempunyai penolong dan
pelindung selain Allah untuk menyelamatkan mereka dari adzab. Ini merupakan
celaan kepada patung dan berhala yang diperlihatkan loyalitasnya oleh kaum
kafir, dan mereka meyakininya sebagai agama.
Ini adalah deskripsi terperinci tentang buruknya kondisi
orang-orang zalim lagi kafir yang lebih memilih kesyirikan dan paganisme:
galau, bingung, merugi, menyesal, mencari-cari jalan keselamatan dengan
mengajukan ide untuk kembali ke dunia, dikuasai oleh ketakutan dan kengerian
hebat, ditimpa oleh kehinaan, kerendahan dan kenistaan, mencari-cari penolong
dan penyelamat untuk membebaskan mereka dari adzab Allah, namun tidak ada
siapapun yang menolong mereka. Sebab, patung-patung yang disembah atau
tuhan-tuhan buatan itu tidak mempunyai pertolongan apapun atau kesempatan untuk
memberi manfaat kepada yang lain, karena semua urusan ada di tangan Allah.
Semua usaha penyelamatan sia-sia elaka, sebab alam akhirat
adalah alam penghitungan amal, penetapan keputusan dan pelaksanaan hukum-hukum.
Tidak ada permohonan maaf, kesedihan dan penyesalan yang diterima dari siapa
pun, kesempatan untuk semua itu adalah di dunia, yang merupakan ngeri beban
kewajiban dan ujian. Sedangkan akhirat merupakan negeri keputusan final, tempat
dtetapkannya hukum-hukum Ilahi, berikut pelaksanaannya tanpa ada penentangan
atau harapan untuk mencabut hukum atau mengubah keputusan.
Begitulah buruknya kondisi kaum kafir di akhirat nanti. Tafsir
Qur’an surah asy-Syuuraa ini dikutip dari buku tafsir Qur’an al wasith, buku
tafsir yang memudahkan anda memahami Al-Qur’an. Buku tafsir yang menafsirkan
Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an. Baca selengkapnya tentang buku ini di blog buku tafsir, atau beli bukunya di toko buku Islam Online.
No comments:
Post a Comment