Setiap manusia membutuhkan Allah SWT. Seluruh Penduduk
langit dan bumi memohon pemenuhan kebutuhannya kepada Allah SWT, maka tidak ada
satupun penghuni langit dan bumii yang bisa merasa cukup dari-Nya. Pemohon yang
mampu berbicara akan berkata-kata (mengungkapkan permohonannya), sedangkan
pemohon yan tidak berbicara akan bersandar kepada bahasa fisik, bahasa disiknya
menunjukkan permohonannya. Allah SWT setiap waktudan setiap masa memperlihatkan
kesibukan dari sekian banyak kesibukan kuasa-Nya yang bersufat azalli, seperti
menghidupkan dan mematikan, mengangkat dan menurunkan, dan berbagai urusan lain
yang hasil akhirnya hanya diketahui oleh Allah SWT. Kata Sya’n adalahnama jenis untuk kata perkara. Maka nikmat Allah ang
manakah yang kalian dustakan wahai sekalian jin dan manusia? Bahwasanya
perbedaan kesbinukan-Nya dalam mengurus hamba-hamba-Nya merupakan nikmat yang
tidak mungkin dipungkiri dan didustakan.
Allah akan menaruh perhatian terhadap urusan penghitungan dan pembalasan amal perbuatan kalian wahai segenap jin dan manusia. Maka dengan nikmat yang manakah dari nikmat-nikmat Allah yang kalian dustakan wahai kedua jenis makhluk?!
Firman Allah, “Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu wahai (golongan) manusia dan jin!” merupakan ungkapan tentang didatangkannya waktu yang di dalamnya dia menakdirkan dan menetapkan diri untuk melihat urusan hamba-hamba-Nya, yaitu pada hari kiamat. Jadim makananya bukan: Bahwasanya ada suatu kesibukan yang mana Dia mencurahkan perhatian untuknya, melainkan firman tersebut merupakan isyarat akan ancaman. Ats-Tsalalaan adalah golongan jin dan manusia. Dikatakan untuk setiap sesuatu yang besar urusannya; Tsaqiil.
Wahai jin dan manusia, jika kalian mampu keluar dari segenap
sisi dan sudut langit dan bumi untuk melarikan diri dari qadha’ dan qadar
Allah, maka keluarlah kalian darinya. Niscaya kalian tidak akan mampu
menghindar dari hukum-Nya kecuali dengan kekuatan dan kekuasaan, padahal kalian
tidak memiliki kekuatan maupun kekuasaan, maka kalian tidak akan mungkin melarikan
diri.
Seandainya kalian keluar dari sisi-sisi langit dan bumi
wahai jin dan manusia, niscaya kalian akan diceburkan ke dalam nyala api yang
murni dan ditumpahkan ke atas kepala kalian cairan tembaga. Maka kalian tidak
akan mampu menolak adzab Allah.
Di antara kondisi akhirat dan hari pembalasan: Bahwasanya
apabila hari kiamat telah tiba, langit terbelah dan tercerai berai laksana
bunga mawar yang merah, akan melelehseperti halnya cat, atau akan terkelupas
laksana kulit yang merah. Maksudnya adlah langit itu akan memeleh seperti
melelehnya minyak, akan berwarna-warni layaknya celupan yang berwarna-warini
yang digunakan untuk mewarnai. Maka nikmat Allah manakah yang kalian dustakan
wahai jin dan manusia? Di dalam berita ini terkandung ketakutan dan kegentaran.
Pada hari terbelahnya bumi, tidak ada siapapun dari golongan
jin dan manusia yang ditanya tentang doanya, karena identitas mereka telah
diketahui dengan adanya tanda-tanda ketika mereka keluar dari dalam kubur. Juga
karena Allah SWT menghitung dan menyimpan amal perbuatan mereka. Ayat ini
menuntut dinafikannya pertanyaan. Maka nikmat Allah manakah yang kalian
dustakan wahai jin dan manusia? Di antara kenikmatan yang dikaruniakan Allah
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman pada hari itu dan yang menjadi sebab tidak
adanya pertanyaan adalah bahwasanya Dia mengetahui kaum kafir (para pelaku
kejahatan) dan pada pendosa pada hari keluarnya mereka dari dalam kubur dengan
adanya tanda-tanda pada diri mereka, yaitu wajah yang hitam kelam dan kebutaan
mata disebabkan kesedihan dan kegelisahan, Mereka direnggut, disatukan
ubun-ubun dan telapak kaki mereka, telapak kaki dipertemukan dengan ubun-ubun.
Maka nikmat manakah yang kalian dustakan? Sungguh kalian telah mendapat
peringatan dan pengingatan terdahulu.
Diserukan kepada mereka, yakni kepada para pendosa pada hari
kiamat, sebagai bentuk celaan dan kecaman, “Inilah neraka jahanam yang sekarang
ini kalian saksikan dan kalian lihat, yang dulu kalian dustakan keberadaannya.
Itu hadir di hadapan kalian.” Di neraka janam mereka bolak balik antara bara
apinya dan hamiimnya; yaitu air yang dipanaskan di neraka jahanam dari lelehan
adzabnya. Makna asal al-hamiim adalah air yang mendidih. Maka nikmat manakah
yang kalian dustakan setelah penjelasan dan pemberitahuan terdahulu?
Tafsir surah ar-Rahman ayat 29-45. Dikutip dari buku tafsir
al-Wasith oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili. Baca juga tafsir surah at-Takwir di blog tafsir Qur’an. Atau dapatkan bukunya di toko buku online. Jual buku Islami
secara online.
Judul Buku: Tafsir Al-Qur'an Al-Wasith
Penulis: Dr. Wahbah az-Zuhaili
Penerbit: Gema Insani
Tahun: 2012
No comments:
Post a Comment