Monday, February 24, 2014

Pergantian Langit dan Bumi pada Hari Kiamat di dalam Surah At-Takwir


“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta buntung ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan pabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh, dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia dibunuh? Dan apabila lebaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila surga didekatkan, setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.” (at-Takwiir: 1-14)

Ini semua adalah sifat hari kiamat. Apabila matahari digulung, di mana Allah mengedarkan dan menghilangkannya ke tempat yang Dia kehendaki. Apabila bintang-bintang berjatuhan dan berhamburan. Apabila gunung-gunung dicabut dan dilenyapkan dari tempat-tempat kedudukannya di bumi, kemudian dijalankan di udara layaknya kapas yang di hembus angin.

Apabila unta hami, yaitu harta paling berharga bagi gansa Arab, ditinggalkan dan di abaikan, tanpa adala pengembala dan pemerah susu, disebabkan perkara yang melanda mereka. Apabila binatang-binatang liat dikumpulkan untuk diberlakukan qishash di antara sesama mereka; binatang berbulu dipersilahkan menuntut balas kepada binatang bertanduk. Apabila laut dinyalakan dengan gunung berapi dan gempa, sehingga ia menjadi api yang menyala-Nyala, setelah sebelumnya membanjiri satu sama lain, sehingga kini menjadi satu kesatuan.

Apabila nyawa disandingkan dengan tubuhnya ketika penghidupan yang kedua. Apabila anak perempuan yang dikubur hidup-hidup, karea takut aib ataumiskin, ditanya tentang dosa yang karenanya ia dibukuh, sehingga menjadi ancaman bagi pembunuhnya. Sebab, ketika orang yang dizalimi ditanya, apa dugaan yang berkecamuk di pikiran orang yang menzalimi ketika itu? Ini adalah bentuk celaan terhadap bangsa Arab yang melakukan tindakan tersebut, pertanyaan kepada anak peremuan itu adalah untuk mempertanyakan keberadaan para pembunuh mereka.

Apabila lembar-lembar catatan amal di hamparkan dan disebar untuk diberlakukan perhitungan, yakni di mauqif (tempat) perhitungan. Setiap manusia akan menerima lembar catatannya, entah dengan tangan kanan sehingga ia akan selamat, atau dengan tangan kiri bahkan dari belakang punggung sehingga ia akan binasa. Apabila langit dihilangkan, sebagaimana kulit domba ketika dikuliti. Dihilangkannya langit: digulung sperti lembar catatan yang digulung, sehingga tidak ada lagi wujudnya yang tersisa.

Apabila neraka dinyalakan untuk musuh-musuh Allah dengan penyalaan yang dahsyat, dan apinya disulut. Apabila suga didekatkan kepada para calon penghuninya, yaitu orang-orang bertakwa dan beriman, agar mereka memasukinya.

Jawaban untuk kata ‘apabila’ pada semua ayat yang disebutkan di atas, terdapat di dalam firman Allah, “setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.” Yakni, setiap jiwa yang menjumpai perwujudan amal perbuatan yang telah dikerjakannya, entah keburukan sehingga ia masuk neraka, atau kebaikan sehingga ia masuk surga. ‘Jiwa’ di sini adalah kata jenis, artinya semua jiwa mengetahui. Kata ‘Jiwa’ disebutkan dengan bentuk tunggal untuk menarik perhatian akan akan hinanya satu orang individu dan minimnya upaya untuk membela diri sendiri. Ayat-ayat tersebut mulai dari awal surah hingga ayat ini merupakan kalimat syarat, jawabannya ialah, “setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”

Di dalam surah At-Takwir, kejadian-kejadian pada hari perhitungan disebutkan secara global, di mana cukup diisyaratkan dengan pertanyaan kepada anak anak perempuan yang dikubur hidup-hidup, kemudian dinyalakannya neraka dan didekatkannya surga.

Itulah gambaran kiamat yang ada pada surah at-Takwir ayat1-14. Tafsir Qur’an surah at-Takwir yang di kutip dai buku tafsir al-Wasith, baca juga tafsir surah lainnya seperti tafsir surah al-Insyiqaaq pada blog tafsir Qur’an. Atau beli buku tafsir al-Wasith di tempat jual buku Islam Online di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lombok, Bali, Sumatra, Kalimantan.



Judul Buku: Tafsir al-Wasith
Penulis: Dr. Wahbah Az-Zuhaili
Penerbit: Gema Insani
Tahun: 2012

No comments:

Post a Comment