Sunday, April 10, 2016

Bagaimana Agar Umroh dan Haji Kita Mabrur?

Ustadz, tahun ini adalah yang kedua kalinya saya berhaji. Sejujurnya saya merasa kurang puas dengan kesempurnaan haji saya yang pertama karena ibadah dan akhlak saya setelah pulang haji tidak ada perubahan yang mendasar. Waktu itu ilmu manasik haji saya sangat minim dan saya hanya diminta mengawal haji ibu saya yang sudah tua, makanya minim sekali persiapan saya untuk berhaji. Sekarang saya sadar dan ingin bertobat serta bertekad untuk menyempurnakannya. Saya hanya ingin menjadi haji yang mabrur. Bagaimana caranya Ustadz?

Haji adalah salah satu jenis ibadah yang sangat agung di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta’aala, karena itu Allah menjanjikan balasan surga-Nya kepada yang sukses menjalankan ibadah hajinya (mabrur). Tentang haji mabrur, Ibnu Abdil Barr pernah berkata dalam kitabnya At-Tamhid, “Adapun haji mabrur adalah haji yang tidak bercampur dengan riya (pamer kebaikan) dan sum’ah (pencitraan diri), tidak pula bertutur kata seronok dan tidak berbuat fasiq (dosa besar), serta berbekal dengan harta yang halal.”

Kewajiban berhaji hanya sekali seumur hidup. Setelah haji yang pertama maka haji yang kedua merupakan ibadah sunnah. Jika berniat menyempurnakan ibadah haji yang lalu maka ada beberapa saran saya yang sebaiknya Anda lakukan: Mohon ampunlah kepada Allah atas dosa-dosa dan kekeliruan Anda di haji yang pertama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Dari umrah ke umrah yang lainnya ada ampunan dosa dan bagi yang hajinya mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Syarat diterimanya sebuah ibadah adalah ikhlas (memurnikan penghambaan hanya untuk Allah semata), dan ittiba’ (mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena itu dalami ilmu, ter utama ilmu tauhid dan bab haji sebelum berangkat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ambillah manasik (tata cara ibadah haji) kalian (dariku), karena sesungguhnya aku tidak tahu apakah aku masih berhaji lagi setelah hajiku yang sekarang ini.” (HR Muslim) Gunakan harta dan perbekalan yang halal untuk berhaji karena Allah Subhaanahu wa Ta’aala itu baik dan hanya menerima dari yang baik saja. (HR Muslim) Jauhi harta haram dan yang bercampur syub hat (samar).

Sejak saat ini tinggalkan syirik dan mistik (khurafat) serta perkara bid’ah (mengada-ada dalam syariat), jauhi maksiat sekecil apapun, dan perbanyak ibadah sunnah. Di tanah suci saat berihram, berjuanglah sekuat tenaga untuk melakukan berbagai ketaatan, jauhi perkata an seronok (rafats), jauhi berbantah-bantahan (jidal), dan hindari perilaku dosa besar (fusuq). Lihat juga Paket Umroh Murah

Sejauh yang saya ketahui, tambahan biaya Rp 5.000.000,00 di luar ongkos resmi pemerintah jelas-jelas sogokan yang menzalimi hak orang lain. Kedua pelaku yang bertransaksi (calon haji dan oknum calo) adalah pelaku sogok-menyogok yang akan dimasukkan Allah ke dalam Neraka. Jika Anda melakukan praktik seperti ini maka haji Anda secara hukum sudah sah dan tidak perlu mengulangi sebagaimana halnya orang yang shalat di atas tanah curian (ghasab), tetapi pahala ke sempurnaan ibadah Anda kemungkinan besar cacat, sebagaimana hadits berikut, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi uang sogokan dan orang yang menerimanya.” (HR Abu Dawud no. 3109)

Monday, February 24, 2014

Tafsir Qur’an Al-Baqarah akan membantu anda memahami surah al-Baqarah?


Surah Al-Baqarah adalah surah kedua di dalam Al-Qur’an, setelah surah Al-Fatihah. Surah Al-Baqarah adalah surah madaniah (yang turun setelah Hijrah meskipun tempat turunnya di Mekah). Surah al-Baqarah terdiri dari 286 ayat, 6221 kata, dan 25.500 huruf. Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang yang ada di dalam Al-Qur’an, tentu memiliki banyak kandungan. Beberapa ulama mengatakan, bahwa surah al-Baqarah meliputi seribu cerita, seribu perintah, dan seribu larangan. Ingin tahu  isi tafsir dari surah al-Baqarah? Berikut saya tuturkan tafsir Qur’an surah al-Baqarah secara umum.

1.     Posisi Manusia terhadap Al-Qur’anul Karim …………………………………...…..
2.     Sifat-sifat kaum Munafik …………………………………………………………..
3.     Penetapan ketuhanan dan risalah Nabi saw ……………………………………......
4.     Faedah membuat perumpamaan bagi manusia ………………………………..........
5.     Beberapa indikasi kekuasaan Allah ………………………………………………….
6.     Manusia sebagai khalifah di muka bumi dan sujud malaikat kepada Adam …...........
7.     Adam dan Hawa menempati Surga ………………………………………………..
8.     Tuntutan kepada Bani Israil untuk beriman kepada Al-Qur’an ………….................
9.     Beberapa bentuk keburukan kaum Yahudi dan balasannya ………………..............
10. Perintah untuk menyembelih sapi …………………………………………………..
11. Sikap kontradiktif dan kedustaan kaum Yahudi ……………………………….......
12. Penyimpangan dan kemungkaran kaum Yahudi ……………………………….......
13. Posisi kaum Yahudi terhadap Rasul, Kitab, dan Nabi ……………………….........
14. Menyembah sapi di kalangan Yahudi, mencintai kehidupan dan memusuhi para malaikat dan Rasul 
15. Tindakan kaum Yahudi mendurhakai Al-Qur’an, melanggar perjanjian dan sibuk dengan sihir 
16. Sumber kenabian dan adab terhadap Nabi saw ……………………………….........
17. Nasakh sebagian hukum syariat pada masa hidup Nabi ……………………….......
18. Posisi Ahli kitab terhadap kaum mukminin dan posisi mereka satu sama lain ..........
19. Merobbohkan dan menghancurkan masjid serta adab berbicara ……........................
20. Pengakuan kosong dan bualan dusta ……………………………………………......
21. Keistimewaan Baitu Haram dan kemuliaan penduduknya ……………….................
22. Mengikuti Milah Ibrahim a.s. ………………………………………………………
23. Shibghah Allah (Syariat, Sunnah, dan Fitrah-Nya) ……………………….............
24. Sifat pertengahan Islam ……………………………………………………………..
25. Hikmah perubahan arah kiblat ……………………………………………………
26. Sabar dan berperang di jalan Allah SWT ……………………………………........
27. Sa’I antara Shofa dan Marwah dan hukum menyembunyikan ayat-ayat Allah
28. Keesaan dan Rahmat Allah berikut buktinya ………………………………….......
29. Hubungan kaum musyrikin dengan Tuhan-Tuhan mereka …………......................
30. Menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk ……………...................
31. Balasan tindakan menyembunyikan ayat-ayat Allah ………………..................…..
32. Hakikat kebajikan ………………………………………………...……………….
33. Hukuman Qishash ………………………………………………………………...
34. Kewajiban puasa ………………………………………………………………….
35. Disyariatkannya doa, adab-adab doa, batasan puasa, apa yang diperbolehkan pada malam hari bulan puasa ……………………………………..……………..........................................
36. Menyuap dan mengambil harta orang lain secara batil ……………….....................
37. Bulan Qamariah dan tradisi yang baik ……………………………………….........
38. Kaidah-kaidah peperangan ………………………………………………………..
39. Kewajiban dan hukum-hukum haji ……………………………………………......
40. Beberapa indikasi kemaksiatan dan kemunafikan serta beberapa contoh keimanan yang benar 
41. Mengikuti seluruh hukum agama ……………………………………………….....
42. Kebutuhan akan para Nabi dan Rasul ………………………………………….......
43. Akibat sikap sabar dalam berdakwah di jalan Allah …...………………...................
44. Anjuran untuk berinfak ……………………………………………………………...
45. Disyaratkannya peperangan dan pahalanya …....…………………………...............
46. Hukum khamr dan bahayanya ……………………………………………………...
47. Pengharaman dan bahaya judi ………....…………………………………………....
48. Perwalian atas harta anak yatim ……………………………………………….........
49. Menikah dengan perempuan musyrik paganis dan hukum haid ……..........................
50. Hukum sumpah atas nama Allah dan hukum Ila’ ……...……………….....................
51. Hak-hak kaum perempuan dan kewajiban rumah tangga ……………........................
52. Hukum talak ……………………………………………...…………………............
53. Adat talak ………………………………...………………………………………….
54. Hukum penyusuan …………………………………………………………………...
55. Hukum perempuan yang ditinggal mati suami ……………………………................
56. Mut’ah talak dan mahar istri yang belum digauli …...…………………......................
57. Menjaga pelaksanaan shalat, wasiat beruoa iddah, dan perintah memberikan iddah talak 
58. Kehidupan berbagai umat dan bangsa ……………………………………….............
59. Shmau’il dan thalut ……………………………………………………………………
60. Tingkatan para Nabi dan sikap manusia terhadap risalah mereka …...........................
61. Anjuran untuk berinfak ……………………………..………………………………..
62. Ayat kursi …………………………...…………………………...…………………..
63. Kebebasan beragama di dalam Islam …………………………………………..........
64. Kisah Namrudz dan Ibrahim serta Uzair dan keledainya …………….........................
65. Infak di jalan Allah dan adab-adabnya …………………………………………........
66. Keadaan orang yang berinfak di jalan Allah dan yang berinfak di jalan setan ............
67. Prinsip-prinsip infak …………………………………………………………....…….
68. Sifat-sifat orang yang berhak mendapatkan sedekah …………………........................
69. Pahala sedekah dan bahaya riba ……………………………………………............
70. Ayat tentang utang ……………………………………………………………………
71. Gadai dan kepercayaan ……………………………………………………………....
72. Beberapa dalil kekuasaan Ilahi ………………………………………………….........
73. Rukun Iman …………………………………………………………………………
74. Kemudahan beban syariat …………………………………………………………....

Itulah Tafsir Qur’an surah al-Baqarah secara umum. Tafsir ini merupakan tafsir Al-Qur’an dari buku Tafsir al-Wasith yang ditulis oleh Dr. Wahbah az-Zuhaili, baca juga seputar tafsir Qur’an lainnya seperti tafsir surahAr-Rahman di blog tafsir Qur’an. Atau beli sekarang buku Tafsir Qur’an Al-Wasith di toko buku Islam dan toko buku Online Islam.


Judul Buku: Tafsir Al-Wasith
Penulis: Dr. Wahbah az-Zuhaili
Penerbit: Gema Insani
Tahun: 2012

Tafsir surah asy-Syuuraa: 44-46: Buruknya kondisi kaum kafir di akhirat


“Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat adzab berkata, ‘Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?’ Kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan lirikan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam adzab yang kekal. Mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapatkan petunjuk).” (asy-Syuuraa: 44-46)

Ini adalah penjelasan kondsi kaum kafir yang lebih memilih kekafiran daripada keimanan dan condong kepada kekafiran tersebut. Karenanya, Allah membiarkan mereka sesat, meninggalkan mereka linglung di dalam gelapnya kesesatan tersebut, karena tidak adanya kesiapan mereka untuk beriman. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, tidak ada siapapun yang bertanggung jawab memberinya petunjuk dan menolong atau menyelamatkannya menuju jalan hidayah dan petunjuk. Firman Allah, “Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah.” Merupakan penjelasan bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang terjadi di alam semesta ini, meliputi hidayah, kesesatan, dan lain sebagainya, kecuali atas keinginan dan kehendak Allah SWT, hingga Allah tidak disifati dengan kelemahan.

Di dalam pembahasan ini tidak ada indikasi pemaksaan atas kesesatan, melainkan penjelasan bahwa Allah mengetahui bahwa prang tersebut lebih memilih kesesatan, lalu Allah menambah kesesatannya. Kondisi orang-orang sesat lalu berbuat zalim tersebut di akhirat sangat rumit dan sulit. Ada enam kondisi paling utama:
·      Anda melihat, penglihatan di sini adalah penglihatan dengan mata kepala. Artinya, wahai manusia kamu akan melihat orang-orang musyrik yang durhaka kepada Allah, yang mendustakan hari kebangkitan, ketika melihat neraka dan menyaksikan siksa di dalamnya, mereka berangan-angan untuk kembali ke dunia, lewat jalan manapun. Kalimat yang mengungkapkan upaya mereka mencari jalan keselamatan ini: ia menunjukkan betapa buruknya kondisi yang mereka saksikan. ‘Jalan keluar’ aitu jalan untuk kembali ke dunia, dengan tujuan mengerjalan amal saleh dan keimanan.
·      Kamu juga melihat mereka dihadapkan kepada neraka dalam keadaan ketakutan dan terhina, mencuri-curi pandang ke arah meraka karena besarnya rasa takut.
·      Ahli iman berkata pada hari kiamat ketika melihat kaum kafir dalam kondisi demikian. Sesungguhnya orang-orang yang tertimpa kerugian besar ialah mereka yang merugikan diri sendiri dan keluarga mereka. Mereka masuk ke dalam neraka dan hidup kekal di dalamnya. Mereka merugikan diri sendiri karena memosisikan diri menndapatkan adzab di neraka, dan merugikan keluarga karena menjadi sebab ditimpakannya adzab pada keluarga tersebut.
·      Ketahuilah bahwa orang-rang kafir berada di dalam adzab abadi tanpa ada kesudahan, mereka tidak keluar darinya. Kalimat ini entah diucapkan oleh kaum mukminin yang disampaikan oleh Allah SWT, atau sambungan dari firman Allah SWT, sebagai pemberitahuan kepada Muhammad saw. tentang tempat kembali orang-orang sesat dan mendustakan.
·      Orang-orang yang zalim tidak mempunyai penolong atau pelidung selain Allah, untuk menyelamatkan mereka dari adzab yang mengelilingi mereka.

Kemudian Allah menegaskan keputusasaan akan keselamatan mereka, yakni di dalam fimran Allah, “Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapatkan petunjuk).” Makna: Kaum kafir tidak mempunyai penolong dan pelindung selain Allah untuk menyelamatkan mereka dari adzab. Ini merupakan celaan kepada patung dan berhala yang diperlihatkan loyalitasnya oleh kaum kafir, dan mereka meyakininya sebagai agama.

Ini adalah deskripsi terperinci tentang buruknya kondisi orang-orang zalim lagi kafir yang lebih memilih kesyirikan dan paganisme: galau, bingung, merugi, menyesal, mencari-cari jalan keselamatan dengan mengajukan ide untuk kembali ke dunia, dikuasai oleh ketakutan dan kengerian hebat, ditimpa oleh kehinaan, kerendahan dan kenistaan, mencari-cari penolong dan penyelamat untuk membebaskan mereka dari adzab Allah, namun tidak ada siapapun yang menolong mereka. Sebab, patung-patung yang disembah atau tuhan-tuhan buatan itu tidak mempunyai pertolongan apapun atau kesempatan untuk memberi manfaat kepada yang lain, karena semua urusan ada di tangan Allah.

Semua usaha penyelamatan sia-sia elaka, sebab alam akhirat adalah alam penghitungan amal, penetapan keputusan dan pelaksanaan hukum-hukum. Tidak ada permohonan maaf, kesedihan dan penyesalan yang diterima dari siapa pun, kesempatan untuk semua itu adalah di dunia, yang merupakan ngeri beban kewajiban dan ujian. Sedangkan akhirat merupakan negeri keputusan final, tempat dtetapkannya hukum-hukum Ilahi, berikut pelaksanaannya tanpa ada penentangan atau harapan untuk mencabut hukum atau mengubah keputusan.

Begitulah buruknya kondisi kaum kafir di akhirat nanti. Tafsir Qur’an surah asy-Syuuraa ini dikutip dari buku tafsir Qur’an al wasith, buku tafsir yang memudahkan anda memahami Al-Qur’an. Buku tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an. Baca selengkapnya tentang buku ini di blog buku tafsir, atau beli bukunya di toko buku Islam Online.

Tafsir Al-Qur'an Surah al-Jiin 1-7: Berita Tentang Enam hal Terkait Bangsa Jin


“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami, dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak. Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan perkataan yang melampaui batas terhadap Allah, dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah, dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musrik Mekah) yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapapun (pada hari kiamat).” (al-Jinn: 1-7)

Berikut ini disampaikan enam berita tentang jin:
·      Pertama, berimannya satu golongan dari mereka kepada Al-Qur’an dan menurunkannya. Kandungan berita tersebut: Katakanlah Wahai Nabi untuk memberitahukan keada umatku, bahwa segolongan jin telah mendengarkan Al-Qur’an lalu mereka beriman kepadanya, membenarkannya dan tunduk terhadapnya. Mereka berkata kepada kaum mereka ketika mendengar bacaan surah Al-Jinn, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an).” Yakni setelah kepulangan mereka kepada kaum mereka; Kami telah mendengar perkataan yang dibaca yang memicu rasa takjub dalam hal kefasihan dan retorkanya, nasihat-nasihat dan keberkahannya. Bangsa jin: alam yang tertutup dari kita, kita tidak mengetahuinya kecuali yang diberitakan oleh wahyu, mereka tercipta dari api.
·      Bahwasanya Mahaagung kebesaran dan keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak, karena Dia tidak membutuhkannya. Maknanya: Bahwa sebagaumana mereka menafikan kesyirikan kepada Allah dari diri mereka, mereka juga menyucikan Allah SWT-ketika mereka masuk Islam dan berimankepada Al-Qur’an- dari emiliki istri dan anak. Jadi, mereka telah menetapkan keesaan Allah dan menolak keberadaan sekutu bagi-Nya, kemudian mereka menetapkan kekuatan dan keagungan bagi Allah, menyucikan-Nya dari kebutuhan dan kelemahan dengan mengangkat istri dan anak.
·      Bahwa beberapa kalangan bodoh dari bangsa jin, sebelum keislaman mereka, mengatakan perkataaan yang melampaui batas, jauh dari petunjuk dan kelurusan, dari kebenaran dan keadilan.
·      Sungguh kami mengira bahwa sebagian manusia dan jin tidak akan mengadaadakan kedustaan atas nama Allah, ketika mereka mengatakan, bahwa Dia memiliki sekutu, isteri, atau anak. Lalu kami membenarkan mereka terkait perkataan tersebut. Setelah kami mendengar Al-Qur’an, menjadi jelas bagi kami kedustaan mereka dan batilnya perkataan mereka.
·      Kami melihat bahwa sebagian manusia meminta perlindungan kepada sebagian jin ketika berada di padang pasir, atau mereka memohon keselamatan dan pertolongan. Sehingga bangsa manusia itu hanya menambahkan sikap sewenang-wenang, sesat, sombong dan angkuh kepada beberapa laki-laki dari bangsa jin. Dengan meminta pertolongan bangsa  jin merendahkan anak cucu Adam dan berdusta kepada mereka, karena mereka melihat kebodohan bangsa manusia. Maka mereka semakin menambah ketakutan bangsa manusia, berusaha sekuat tenaga untuk membangkitkan khayalan mereka, dan menyesatkan mereka dalam keinginan-keinginan mereka, sebab mereka melihat rapuhnya mimpi-mimpi bangsa manusia tersebut. Inilah kesesatan yang ditambahkan bangsa jin kepada anak cucu Adam.
·      Bahwa kaum kafir di antara bangsa manusia anak cucu Adam menduga sebagaimana kalian menduga wahai bangsa jin bahwa tidak ada kebangkitan maupun pembalasan, atau bahwa setelah masa ini Allah tidak akan mengutus seorang rasul yang menyerukan keesaan dan keimanan kepada Allah, rasul-rasul-Nya dan hari akhir.

Enam berita tentang jin ini mengandung prinsip akidah: Yang pertama keimanan kepada Al-Qur’anul Karim beriut nasihat-nasihanya yang memberi petunjuk kepada kebenaran perkara, yang kemudian mengimani keesaan Allah dan menyucikan-Nya dari kesyirikan serta dari mengangkat isrri dan anak. Kemudian berita berita tersebut mengandung informasi tentang iblis dan jin sebelum keislaman mereka dan tindakan manusia yang masih primitif memohon perlindungan kepada sebagian bangsa jin. Yang demikian itu merupakan kesesatan dan kesalah yang nyata. Tidak ada pilihan lain bagi kaum Quraisy selain mengambil pelajaran dari tindakan bangsa jin, hendaknya mereka segera beriman kepada kebenaran sebagaimana sekelompok jin telah beriman kepada Al-Qur’an, Allah, dan Rasul.

Tafsir surah al-Jiin ayat 1-7 pada buku Tafsir al-Wasith. Baca juga seputar tafsir Qur’an seperti tafsir surah al-Infithaar di blogTafsir Qur’an. Atau beli bukunya di toko buku Islam.

Tafsir Surah Ar-Rahman ayat 29-45: Nikmat-nikmat Allah dan keajaiban-keajaibannya pada hari kiamat


Setiap manusia membutuhkan Allah SWT. Seluruh Penduduk langit dan bumi memohon pemenuhan kebutuhannya kepada Allah SWT, maka tidak ada satupun penghuni langit dan bumii yang bisa merasa cukup dari-Nya. Pemohon yang mampu berbicara akan berkata-kata (mengungkapkan permohonannya), sedangkan pemohon yan tidak berbicara akan bersandar kepada bahasa fisik, bahasa disiknya menunjukkan permohonannya. Allah SWT setiap waktudan setiap masa memperlihatkan kesibukan dari sekian banyak kesibukan kuasa-Nya yang bersufat azalli, seperti menghidupkan dan mematikan, mengangkat dan menurunkan, dan berbagai urusan lain yang hasil akhirnya hanya diketahui oleh Allah SWT. Kata Sya’n adalahnama jenis untuk kata perkara. Maka nikmat Allah ang manakah yang kalian dustakan wahai sekalian jin dan manusia? Bahwasanya perbedaan kesbinukan-Nya dalam mengurus hamba-hamba-Nya merupakan nikmat yang tidak mungkin dipungkiri dan didustakan.

Allah akan menaruh perhatian terhadap urusan penghitungan dan pembalasan amal perbuatan kalian wahai segenap jin dan manusia. Maka dengan nikmat yang manakah dari nikmat-nikmat Allah yang kalian dustakan wahai kedua jenis makhluk?!

Firman Allah, “Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu wahai (golongan) manusia dan jin!” merupakan ungkapan tentang didatangkannya waktu yang di dalamnya dia menakdirkan dan menetapkan diri untuk melihat urusan hamba-hamba-Nya, yaitu pada hari kiamat. Jadim makananya bukan: Bahwasanya ada suatu kesibukan yang mana Dia mencurahkan perhatian untuknya, melainkan firman tersebut merupakan isyarat akan ancaman. Ats-Tsalalaan adalah golongan jin dan manusia. Dikatakan untuk setiap sesuatu yang besar urusannya; Tsaqiil.

Wahai jin dan manusia, jika kalian mampu keluar dari segenap sisi dan sudut langit dan bumi untuk melarikan diri dari qadha’ dan qadar Allah, maka keluarlah kalian darinya. Niscaya kalian tidak akan mampu menghindar dari hukum-Nya kecuali dengan kekuatan dan kekuasaan, padahal kalian tidak memiliki kekuatan maupun kekuasaan, maka kalian tidak akan mungkin melarikan diri.

Seandainya kalian keluar dari sisi-sisi langit dan bumi wahai jin dan manusia, niscaya kalian akan diceburkan ke dalam nyala api yang murni dan ditumpahkan ke atas kepala kalian cairan tembaga. Maka kalian tidak akan mampu menolak adzab Allah.

Di antara kondisi akhirat dan hari pembalasan: Bahwasanya apabila hari kiamat telah tiba, langit terbelah dan tercerai berai laksana bunga mawar yang merah, akan melelehseperti halnya cat, atau akan terkelupas laksana kulit yang merah. Maksudnya adlah langit itu akan memeleh seperti melelehnya minyak, akan berwarna-warni layaknya celupan yang berwarna-warini yang digunakan untuk mewarnai. Maka nikmat Allah manakah yang kalian dustakan wahai jin dan manusia? Di dalam berita ini terkandung ketakutan dan kegentaran.

Pada hari terbelahnya bumi, tidak ada siapapun dari golongan jin dan manusia yang ditanya tentang doanya, karena identitas mereka telah diketahui dengan adanya tanda-tanda ketika mereka keluar dari dalam kubur. Juga karena Allah SWT menghitung dan menyimpan amal perbuatan mereka. Ayat ini menuntut dinafikannya pertanyaan. Maka nikmat Allah manakah yang kalian dustakan wahai jin dan manusia? Di antara kenikmatan yang dikaruniakan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman pada hari itu dan yang menjadi sebab tidak adanya pertanyaan adalah bahwasanya Dia mengetahui kaum kafir (para pelaku kejahatan) dan pada pendosa pada hari keluarnya mereka dari dalam kubur dengan adanya tanda-tanda pada diri mereka, yaitu wajah yang hitam kelam dan kebutaan mata disebabkan kesedihan dan kegelisahan, Mereka direnggut, disatukan ubun-ubun dan telapak kaki mereka, telapak kaki dipertemukan dengan ubun-ubun. Maka nikmat manakah yang kalian dustakan? Sungguh kalian telah mendapat peringatan dan pengingatan terdahulu.

Diserukan kepada mereka, yakni kepada para pendosa pada hari kiamat, sebagai bentuk celaan dan kecaman, “Inilah neraka jahanam yang sekarang ini kalian saksikan dan kalian lihat, yang dulu kalian dustakan keberadaannya. Itu hadir di hadapan kalian.” Di neraka janam mereka bolak balik antara bara apinya dan hamiimnya; yaitu air yang dipanaskan di neraka jahanam dari lelehan adzabnya. Makna asal al-hamiim adalah air yang mendidih. Maka nikmat manakah yang kalian dustakan setelah penjelasan dan pemberitahuan terdahulu?

Tafsir surah ar-Rahman ayat 29-45. Dikutip dari buku tafsir al-Wasith oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili. Baca juga tafsir surah at-Takwir di blog tafsir Qur’an. Atau dapatkan bukunya di toko buku online. Jual buku Islami secara online.


Judul Buku: Tafsir Al-Qur'an Al-Wasith
Penulis: Dr. Wahbah az-Zuhaili
Penerbit: Gema Insani
Tahun: 2012